SEJARAH
SINGKAT MUSEUM TEKSTIL
Museum Tekstil Jakarta didirikan
pada tahun 1976 sebagai hasil dari upaya bersama, dipelopori oleh Gubernur
Jakarta saat itu, Ali Sadikin. Ini didirikan untuk menghormati Ibu Tien Soeharto
(Istri Presiden Soeharto) yang diresmikan pada tanggal 28 Juni 1976.
Pada pertengahan Era 1970-an,
penggunaan tekstil, pemahaman penggunaan dan kuantitas serta kualitas produksi
yang sangat jelas menurun. Beberapa bahkan menjadi sangat langka. Ini
memotivasi beberapa warga terkemuka Jakarta untuk mendirikan sebuah lembaga
yang didedikasikan untuk pelestarian dan penelitian tekstil Indonesia. Para
Himpunan Wastraprema (Masyarakat Pecinta Tekstil) menyumbangkan koleksi dasar
yang terdiri dari 500 tekstil berkualitas tinggi. Pemerintah Provinsi
menyediakan akomodasi sebuah bangunan tua yang indah di distrik Tanah Abang
Jakarta.
Inti dari bangunan sekarang rumah
Museum Tekstil dibangun pada awal abad ke-19 oleh seorang Prancis dan kemudian
dijual kepada Abdul Aziz Al Mussawi Katiri Konsul Turki di Jakarta. Pada tahun
1942 properti itu dijual ke Dr Karel Christian Crucq dan pada awal 1945
digunakan sebagai markas dari "Perintis Front Pemuda" dan Angkatan
Pertahanan Sipil dalam perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan yang baru
diproklamasikan Indonesia. Untuk alasan yang terakhir ini, bangunan ini
terdaftar sebagai monumen bersejarah.
Pada tahun 1947 properti dimiliki
oleh Lie Sion Pin yang disewakan kepada Departemen Sosial yang diubah menjadi
sebuah lembaga untuk orang tua. Pada tahun 1962 properti diakuisisi oleh
Departemen Sosial. Awalnya digunakan sebagai kantor, itu berubah menjadi sebuah
asrama karyawan pada tahun 1966. Akhirnya pada tahun 1975, secara resmi
diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta Kota oleh Menteri Sosial. Gubernur Ali
Sadikin memutuskan bahwa kebutuhan untuk dilestarikan tradisi tekstil Indonesia
lebih besar dari kebutuhan kota untuk ruang penyimpanan arsip, yang bangunan
ini telah dialokasikan dan lahirlah Museum Tekstil. (FU)
0 komentar:
Posting Komentar