Pemuda-pemudi
generasi sekarang sangat berbeda dengan generasi terdahulu dari segi pergaulan
atau sosialisasi, cara berpikir, dan cara menyelesaikan masalah. Pemuda-pemuda
zaman dahulu lebih berpikir secara rasional dan jauh ke depan. Dalam arti,
mereka tidak asal dalam berpikir maupun bertindak, tetapi mereka merumuskannya
secara matang dan mengkajinya kembali dengan melihat dampak-dampak yang akan
muncul dari berbagai aspek. Pemuda zaman dahulu juga aktif dalam berbagai
kegiatan sosial.
Dulu hanya orang-orang dewasa atau
orang- orang yang mempunyai kepentinganlah yang dapat mempergunakan HP,tetapi
sekarang semua orang hampir menggunakan alat komunikasi ini,sampai-sampai
anak-anak yang masih duduk di bangku SD pun jaman sekarang sudah mempergunakan
HP,dan tak jarang untuk membawanya ke sekolah.padahal HP ini sebenarnya sangat
menggangu bagi anak yang masih bersekolah,karna biasanya mereka mempergunakan
HP bukan untuk hal-hal yang penting,tetapi hanya untuk mainan dan gaya-gayaan
semata,yangdapat menggangu konsentrasi mereka dalam belajar.
Menurut
Ibu Siti (40) “generasi yang dahulu
lebih baik, karena dia selalu bersosialisasi dengan lingkungan, beda dengan
generasi sekarang dia lebih suka melalui sosmed jarang untuk bertatap muka atau
bermain yang seperti dulu, bahkan pakaian jaman sekarang, model pakaian
saja ke barat baratan, jadi gimana
generasi yang akan datang bila tidak di perbaiki dari sekarang, harapannya
semoga genari yang sekarang harus membenahi diri apakah pakaian tersebut tidak
aneh aneh”,ujarnya.
Masa depan bangsa ada di tangan
pemuda. Ungkapan ini memiliki semangat konstruktif bagi pembangunan dan
perubahan. Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi
daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah
tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar.
DP